RANDOM SAY FROM WRITER



Fyquea Rj Mohd is trying to define herself. I rock my own style. I dance my own beat. Just me.
I write the way I talk. Inspire me and I will inspire you.







Monday, March 2, 2020



Recounting everything that happened a year ago today and all I can say is I'm happy to be where I finally am today.

With you.

Rasanya, satu tahun bukan waktu yang cukup untuk aku ceritakan bagaimana semesta memutar segala kejut dan kenang, pertemuan demi pertemuan, pertengkaran demi pertengkaran, perasaan demi perasaan yang singgah di setiap jalan yang kite lalui, kadang dengan berjalan atau mungkin berlari, tapi tujuannya tetap satu, untuk tetap bertahan berganding tangan sampai ke hari tua.

Kerana kau menjadi satu yang tak pernah sekali pun aku menolak keberadaannya, yang memungut waktu dan kesempatan menjadi satu, menciptakan satu-satunya jalan pulang untuk aku. - MZD

Sunday, September 3, 2017



I miss the girl that I used to be; like her eyes that spoke of innocence and her mind that was full of wonder. 

But of all things, I miss her heart the most. The heart that loved ferociously without a hint of fear. A heart that loved so greatly the universe could burst in tears. 

How pure and unblemished. Carrying a heart that was pure love to the fullest sense. 

How I wish I could love that way again. 


Wednesday, May 3, 2017

30th April 2017




Sayang, 

Terima kasih untuk setiap rasa yang kau pelihara sedemikian cantiknya, untuk bahagia yang kau lakukan sedemikian lama, sekalipun kau tak pernah tahu. Aku simpan itu, rapat-rapat, dalam kotak rahsia di sudut paling istimewa hatiku. 

Terima kasih untuk setiap kata-kata yang kadang membuat degup hatiku berantakan berkeping tak mampu menyatu kembali, kata-kata yang aku belakangan ketahui mencambuk setiap syarat untuk bangkit lebih baik lagi. Kau jadi kan aku yang terbaik. 

Terima kasih untuk setiap kasih, setiap perhatian, setiap penjagaan, setiap jiwa yang selalu ada dalam setiap kesulitan, selalu ada untuk membantu aku bangun tegak kemudian tegar kembali. Terima kasih.

Selamat menuju ke fasa baru yang lebih dekat buat kita. - MZD :)




Thursday, April 20, 2017

Menuju ke fasa baru




Terhitung sejak detik ketika aku menulis ini, ada kira-kira 10 hari lagi sebelum kita menuju ke satu fasa yang lebih dekat.

Tak ada yang lebih mendebarkan dibanding memutar kembali semua kenang yang terjadi kira-kira beratus hari dibelakang sana, tentang banyak bahagia, banyak luka, banyak curiga, banyak kecewa, dan juga banyak rasa.

Tak banyak yang tahu tentang perjalanan kita dari satu titik ke titik lain, satu fasa ke fasa lain, satu level ke level lain, hingga kita sepakat untuk berhenti mencari.

10 hari menuju ke satu fasa baru ketika aku menulis catatan kecil ini untuk seseorang yang nanti akan menghabiskan seluruh sisa hidupnya denganku (jika dengan izin-Nya). Semoga segala doa-doa kita dan juga segala apa yang kita rencanakan dipermudahkan Tuhan.


Monday, January 2, 2017

#4




"Rindu ini Allah tahu. Rasa ini Allah tahu. Dia adalah sebaik-baik pengatur. Bersangka baik pada Allah. Hanya orang yang Dia sayang diuji begitu hebat. La futur, Qawiy Lillahita'ala." 




Friday, November 18, 2016

Loyal




I'll never regret being loyal, even if it was wasted on the wrong people. I'll never regret it. I'm me. I wear my heart on my sleeve and I really can be naive at times and believe everyone has the same heart and intentions as me. And if I'm wrong, that's okay because you can't be right all the time. People are just people. Regardless of what I'm knocked with, I still wish the best for those who came and left. I truly do. I actually have no space in my heart to hate anyone. 


Friday, September 23, 2016

Levitasi


Tentang perjalanan, anggap sahaja aku bukan seorang yang pandai menceritakan secara tersusun apa yang pernah dan singgah dalam dua puluh empat tahun usiaku ke belakang, hingga aku ada di ruang ini. Ruang di mana fikiran seperti melompat dan kemudian terlevitasi dari memikirkan diri sendiri, kemudian tercetus satu kesimpulan, bahawa aku sudah ingin berbagi waktu dan segala yang ada di masa depan berdua bersama seseorang.

Lucu memang. Aku terlalu puas mengekor segala pembicaraan palsu tentang model pakaian apa yang kini sedang digemari anak muda, terlalu hafal menyinggahi satu sudut tempat yang paling didambakan seluruh isi kota, serta terlalu tak punya rasa rindu untuk berhaha-hihi lagi, hura-hura, senang-senang tak berarah, hampir setiap hari.

Aku sedar, aku menginginkan sesuatu yang melekat dalam rongga tetap imagiku. Bersama satu dua teman paling dekat. Duduk tenang di kedai kopi paling sepi dengan kopi paling pahit dalam cawan putih yang tergenggam di tangan, santai membicarakan tentang hidup, seperti tentang apa yang ingin dibangun nantinya bersama pasangan masing-masing dan membicarakan perihal pencapaian.

Percayalah, aku sudah di fasa ini. Tenggelam dan sedang berusaha berenang menuju permukaan. Fasa yang sudah terlalu muak berbagi rasa pada lelaki, hanya untuk suka-suka, kemudian pergi. Fasa dimana merasa lelah sendirian, tetapi juga merasa terlalu bising bila harus beramai-ramai. Sesederhana hanya ingin berdua, dengan seorang yang boleh aku jadikan orang kepercayaan, tangan kanan, rival berdebat paling ampuh, hingga menjadi kekasih terakhir yang pertama kali aku lihat saat kubuka mata di pagi hari, dan yang terakhir mengucup keningku menjelang tidur.

Berlebihan?

Tidak. Kau pun akan mengalaminya suatu hari nanti.



Sunday, July 10, 2016

Jelas



“Perempuan itu ajaib. Tak perlu mencari tahu, hatinya akan terlebih dahulu memberi tahu, lelaki mana yang benar-benar menginginkannya atau hanya sekadar sambil lalu.”

Kelmarin hampir pukul lima petang, gadis bertubuh semampai yang tak pernah serahim denganku, tetapi rasa darahnya mengalir pula di tubuhku memberitahu hal itu padaku. Pada kesempatan itu aku memeluk erat tubuhnya saat pertama kami berjumpa.

Tidak ada yang berubah dari wajahnya. Ia masih memiliki senyum manis yang akan meluluhkan segala mata yang memandangnya kemudian mengekor senyumnya. 

Aku menghentikan diriku dari terus menghirup secangkir caramel saat perlahan aku mendengar satu demi satu kalimat yang dia ucapkan padaku petang lalu dalam-dalam.

Dia benar. Sebab kutemukan satu demi satu kata yang dia ucapkan perlahan padaku. Tak ada yang berlebihan. Aku telah lebih dulu tahu malah sebelum hatiku memberi tahu. Rasa yang dulu saling kita lempar tak lagi meraba debar, tetapi samar. Aku tak lagi menemukan keinginanmu akan diri aku dari dua bola mata yang sejak beratus hari lalu menjadi satu hal yang paling kukagumi.

“Lepaskan perlahan, lalu cari kebahagiaanmu sendiri dari dua bola mata lain yang memang benar-benar menginginkanmu." 

Katanya, menutup kalimat yang mengudara bersama dengan ribuan burung yang merayakan senja dengan pulang ke sarangnya.

Friday, May 20, 2016

Sesuatu tentang masa



Pada akhirnya, kenangan akan hilang, terganti dengan banyak hal baru yang selalu kita kejar dengan terburu-buru.

Sesekali, memori akan tertinggal, kadang mengendap, terkadang menyapa, melayang di diafragma menunggu diselamatkan.

Aku hampir lupa bahwa ada beberapa luka yang menganga tak bisa lagi menutup sempurna. Berbelah, menanda. Bahwa pernah ada satu hal yang mati-matian dibela, tapi hanya sia-sia.

Apa khabar, kau yang pernah sebentar menjadi kesayangan?

Aku tak lagi mengutarakan rindu, sebab bagiku, ia tak lagi sesuatu yang wajar mahupun candu seperti dulu.

Juga kau, yang tak lagi menjadi tempat untuk aku pulang, tak lagi menjadi tempat menyembuhkan ruam, tempat yang sudah tak ingin kuudarakan ketika membicarakan rasa.

Tempat yang bertahun cahayanya lenyap, kalah bertarung melawan graviti, lengah dipukul hingga terlempar jauh, jauh ke luar galaksi.


Friday, September 4, 2015






In a mood of sharing a song today. Here we go, a cover of my new favorite song on my "keep-on-hitting-repeat" playlist. 
Enjoy and visit my soundcloud for more. xo